Senin, 22 Januari 2018

TEGAR DITENGAH BADAI: BERSYUKUR DALAM KEKURANGAN, BERSABAR DALAM KESESAKAN

Mereka, anak-anak berkebutuhan khusus, selalu dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat kita. Tak pantas rasanya mengkategorikan anak berkebutuhan khusus sebagai "anak yang tidak berharga", "anak yang tak punya masa depan", atau "anak yang jadi beban orangtua". Anak-anak berkebutuhan khusus bukanlah anak-anak yang dilahirkan biasa tapi mereka terlahir dari para orangtua yang hebat dan sangat luar biasa. Sebuah pelajaran hidup dan kisah inspiratif yang kami peroleh dari para orangtua hebat dalam kegiatan anjangsana ke putra-putri Prajurit TNI-AD dijajaran Persit Koorcab Rem 151 yg mengalami cacat mental & fisik, diantaranya ibu-ibu Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXVII Kodim 1504/Ambon. Pada bulan Desember yang lalu, Ibu Ketua Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Koorcab Rem 151 PD XVI/Pattimura beserta Ibu Wakil Ketua dan Seksi Sosial, serta Ketua Persit KCK Kodim Ambon dan pengurus mengunjungi rumah anak-anak berkebutuhan khusus (16/12/17), antara lain ananda Theresia Noya, 16 thn, yang menderita gangguan kelainan otak dan perkembangan saraf dan fungsi tubuh akibat permasalahan medis saat dalam kandungan, adalah putri yang sangat cantik dari Ny. Monce Noy, anggota Persit Ranting Haruku Kodim Ambon, kemudian ananda Huzar Devan Latuile, 7thn, putra dari Ny. Agustinus Latuile yang menderita microcephalus, yaitu ketidaknormalan sistem saraf yang menyebabkan ukuran kepala lebih kecil dari ukuran normalnya, serta ananda Ni Luh Chantika, 10 thn, putri dari Ny. Ketut Janji, Wakil Ketua Cabang Kodim Ambon, yang juga menderita gangguan otak dan perkembangan di dalam kandungan. Pada saat mengunjungi anak-anak tersebut, kami melihat bagaimana orangtua mereka mengajari dan merawat mereka dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Kami banyak belajar dari ibu-ibu yang luar biasa bahwa benar adanya cinta seorang ibu kepada anaknya sepanjang masa dan tanpa syarat. Para ibu hebat tersebut tetap menjalankan tanggungjawabnya merawat si buah hati dengan penuh keikhlasan dan sukacita. Tak ada terdengar keluhan dan sungutan dari bibir mereka. Yang ada hanya senyuman. Senyuman ditengah kesesakan. Senyuman mensyukuri hidup. Bagaimanapun kondisi fisik & mental putra-putri yang dilahirkannya, mereka menerimanya dengan sangat tulus ikhlas dan penuh ketabahan. Banyak pelajaran berharga yang kami dapati ketika kami berkunjung ke rumah para ibu tersebut dan menyaksikan kehidupan sehari-hari mereka yang menuntutnya penuh kesabaran, yaitu belajarlah bersyukur dalam segala keadaan. Bersyukur dalam kekurangan, ikhlas dalam ketidak-relaan dan bersabar dalam menanggung beban. Mereka yang bahagia tidak selalu harus memiliki apa yang terbaik dalam hidup mereka, tetapi mampu menjadikan setiap apapun yang hadir dalam hidupnya menjadi yang terbaik.

(dikisahkan oleh Ny. Imam Kanafi & Ny. Gerald Tobing-Pengurus Persit KCK Koorcab Rem 151 PD XVI/Pattimura)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar