AMBON,
Di tengah semangat rekonsiliasi dan merajut damai antara Negeri (Desa) Wakal
dan Negeri Hitu, Satgas menggelar khitanan massal untuk anak-anak kedua negeri
itu.
Tersebut
disampaikan Dansatgas Yonif 711/Rks, Letkol Inf Fanny Pantouw, dalam rilis
tertulisnya di Maluku Tengah, Minggu (17/3/2019).
Diungkapkan
Dansatgas, Negeri Wakal dan Negeri Hitu,
secara administratif berada dalam
Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, berjarak kurang lebih 36 Km dari
pusat Kota Ambon.
“Beberapa
waktu lalu, karena kesalahpahaman, kedua Desa ini saling bertikai. Namun
setelah dibantu mediasi melalui berbagai komponen masyarakat terutama para
pemuda kedua negeri, arah rekonsiliasi mulai terbangun,"terangnya.
“Berbagai
kegiatan kita adakan, seperti karya bakti, tatap muka, pengajian dan kesenian
Marawis, serta berbagai komunikasi sosial lainnya kita lakukan untuk membangun
kembali kebersamaan dan persaudaraan diantara warga ini,"tambahnya.
Seperti
yang dilakukan Satgas saat ini, setelah berhasil membuat tim gabungan Marawis
kedua negeri dan tampil bersama saat HUT KOREM 151/Bny, kini mereka menggelar
acara Bakti Sosial berupa Sunatan Massal di perbatasan kedua negeri itu.
"Dalam
merajut damai di Negeri Wakal dan Hitu, kita bangun komunikasi diantaranya
dengan menggelar bakti sosial sunatan massal gratis yang bertempat di
perbatasan kedua negeri tersebut pada Sabtu (16/3/2019),”jelas Dansatgas.
Lebih
lanjut, kata Fanny, selain Baksos khitanan massal juga ditampilkan hiburan
Marawis Yonif 711/Rks yang berkolaborasi dengan pemuda Wakal-Hitu.
“Ini
sebagai wujud kita menyatukan pemuda kedua kampung dalam satu wadah menjalin
keakraban dan kebersamaan,”sambungnya
“Kehadiran
Marawis ini bertujuan untuk menghibur masyarakat sekaligus ibadah, agar mereka
melupakan kenangan pahit yang pernah terjadi,”terang Fanny.
Dijelaskan
Fanny, tampak anak-anak yang akan dikhitan awalnya merasa takut, namun setelah
dijelaskan bahwa teknik khitan kali ini tidak mengeluarkan darah sedikitpun dan
setelah dikhitan bisa langsung menggunakan celana, akhirnya banyak anak-anak
yang berminat.
Sahdan
misalnya, putra dari ibu Wa Dundu (50), seorang warga Negeri Kawal, selama
dikhitan bisa terus tersenyum karena tidak merasakan apa-apa.
Para
orang tua juga terbantu dan senang sekali dengan kegiatan ini karena dapat
membantu meringankan biaya mereka apabila melakukan khitan di rumah sakit.
“Kami
senang sekali dan sangat berterima kasih atas program ini, sehingga anak kami
bisa disunat tanpa mengeluarkan biaya sedikit pun,” tukas Wa Dundu.
Dirinya
berharap, kegiatan seperti ini kedepan nya dapat terus berlanjut karena acara
ini sangat bagus bagi warga kepulauan di Maluku ini.
“Kegiatan
ini sungguh membantu orang-orang kepulauan yang membutuhkan Terima kasih Pak
TNI, semoga semakin sukses dan terus menebar manfaat,”pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar