Kamis, 26 Juli 2018

Musibah kelaparan Masyarakat Suku terasing Maluku, Negara Harus Hadir


Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVI/Pattimura, Mayor Jendral TNI Suko Pranoto, didampingi Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 151/Binaiya, Kolonel Inf Christian K. Tehuteru dan beberapa Asisten Kasdam mengunjungi Lokasi Masyarakat Suku Mausu Ane  di pedalaman pegunungan Morkelle, Kecamatan Seram Utara Kobi, Kab. Maluku Tengah. Kamis (25/7).

Pangdam selain memberikan bantuan logistik juga menerima saran dan masukan dari warga setempat, sebagai wujud kehadiran Negara dalam Musibah ini.

Lebih lanjut, Danrem 151/Binaiya Kolonel Inf Christian K. Tehuteru menjabarkan kegiatan yang harus dilakukan secara cepat dan terpadu dan melibatkan antara lain Pemda, dalam hal ini Dinas kesehatan (untuk pantau kesehatan  dan berikan medis terhadap masyarakat suku tersebut), Dinas pendidikan ( untuk mulai mendidik anak-anak sebatas membaca, menulis dan berhitung) Dinas pertanian (untuk beri pendampingan cara bercocok tanam yang baik dan benar), Dinas kehutanan (untuk cek lokasi yang memungkinkan digunakan untuk lokasi pemukiman suku tersebut) dan Dinas PUPR (untuk beri pendampingan dan bantu suku tersebut membuat tempat berteduh yang sesuai dengan kebiasaan mereka). Sedangkan TNI/Polri diperlukan untuk memberi dorongan dan tenaga dalam mendukung kegiatan pemda tersebut.

Pendirian  posko dan pendataan masyarakat suku Mausu Ane yang sudah turun serta mendata logistik yang sudah masuk (dari instansi mana dan apa jenis bantuannya), Pendataan masyarakat yang ingin kembali ke hutan untuk mengambil keluarganya dan diberi bekal untuk selama perjalanan, Pembuatan tenda-tenda istirahat, MCK darurat dan dapur lapangan serta melibatkan   Bapa Raja,   Camat, pegawai dari Dinas Kehutanan serta para kepala keluarga guna tinjau lokasi untuk pemukiman yang direncanakan.

 Bila masyarakat setuju maka akan dilanjutkan dengan pembuatan tempat tinggal sesusi kehendak masyarakat. Anak-anak diisi dengan kegiatan seperti belajar  membaca, tulis dan berhitung serta cara hidup bersih. Dan untuk Ibu-ibu diberi pengetahuan tentang cara bercocok tanam di lahan sekitar rumah atau halaman rumah sehingga bermanfaat serta pembuatan pagar agar tidak diserang babi.

"Untuk itu perlu dibuat semacam Satgas yang terdiri dari beberapa unsur pendampingan melekat dalam kurun waktu yang ditentukan dan bergantian, sehingga pendampingan tidak terputus dan bisa memberi rasa nyaman dan mereka tidak perlu hidup secara nomaden lagi, serta mudah terpantau dan terbina," ungkap Danrem 151/Binaiya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar