Di
tengah perkembangan lingkungan strategis, baik lingkup global dan regional yang sangat kompleks, penuh ketidakpastian
dan sulit diprediksi menyebabkan tuntutan tugas Satuan Komando Wilayah
(Satkowil) semakin berat. Demikian disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat
(Kasad) Jenderal TNI Mulyono pada pembukaan Apel Komandan Korem dan Komandan
Kodim (Apel Danrem-Dandim) Terpusat tahun 2018 di Pusat Kesenjataan Infanteri
(Pussenif) Kodiklatad, Bandung, Jawa Barat, Senin (26/11/2018).
Apel
yang akan berlangsung sampai dengan 28 Nopember 2018 ini, selain dihadiri para
pejabat teras TNI AD, juga dihadiri oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo, Menko
Kemaritiman, Menhan, Panglima TNI, Kasad, Kapolri, Ketua Bawaslu,
Menkopolhukam, Mentan, Ketua KPU Pusat, Kepala Bais TNI, Mendagri dan Kepala
BNN yang sekaligus akan memberikan pembekalan kepada para peserta.
Dikatakan
Kasad, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia terus diguncang oleh berbagai
kejadian yang mengganggu stabilitas Keamanan Nasional (Kamnas). Menurutnya,
stabilitas itu merupakan prasyarat utama dan pondasi kelancaran pembangunan
nasional.
“Berbagai
aksi separatisme, radikalisme maupun terorisme terus mengancam. Di tengah dinamika itulah, tuntutan tugas
Satuan Komando Kewilayahan (Satkowil) semakin berat, khususnya dalam hal
pemberdayaan wilayah pertahanan di
darat, yaitu untuk mewujudkan ruang, alat, serta kondisi juang sekaligus
kemanunggalan TNI-Rakyat yang tangguh untuk kepentingan pertahanan negara,”ujar
Kasad.
Dengan
semakin dekatnya penyelenggaraan Pemilihan Umum pada tahun 2019 nanti,
diungkapkan Kasad, tuntutan tugas tersebut menjadi semakin menantang.
“Sebagai
konsekuensi logis dari kodrat TNI untuk bekerja tidak berdasarkan kepentingan
politik atau golongan, namun demi bangsa dan negara, momen tersebut merupakan
ujian sekaligus pembuktian komitmen netralitas TNI. Kita harus benar-benar
memahami bahwa TNI adalah milik nasional, yang berdiri di atas semua golongan,
“ tegas Kasad.
Kasad
Jenderal TNI Mulyono mengingatkan, berkaca dari jalannya Pemilu baik Pilpres
dan Pilkada dalam beberapa tahun terakhir, semua pihak harus mewaspadai
terjadinya peningkatan kompleksitas spektrum ancaman terhadap penyelenggaraan
Pemilu 2019.
“Semuanya
harus berkomitmen untuk mewujudkan Pemilu yang aman, damai dan bebas dari
kerusuhan, demonstrasi, unjuk rasa yang anarkis, maupun konflik sosial yang
dapat membahayakan Kamnas”, tegas Kasad.
“Sinergi
dan kolaborasi yang kokoh antara TNI, Polri dan
Pemerintah Daerah (Pemda) serta elemen masyarakat merupakan suatu
prasyarat mutlak yang harus diwujudkan. Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan
kecepatan serta ketepatan bertindak dari para Danrem maupun Dandim dalam
melaksanakan tugas bantuan kepada Pemda dan Polri,“ imbuh Kasad.
Apel
Danrem Dandim Terpusat tahun 2018 yang
mengusung tema “ Meningkatkan Profesionalisme Aparat Komando Kewilayahan Untuk
Menyukseskan Pemilihan Umum Tahun 2019” diikuti oleh 417 orang, selain sebagai
wadah silaturahmi, kegiatan ini juga untuk memantapkan pemahaman, penyamaan
pola pikir, koordinasi, maupun penjabaran atas kebijakan pimpinan TNI AD,
sekaligus melakukan evaluasi atas tindak lanjut permasalahan pembinaan
teritorial (Binter).
“Saya
mengharapkan para Dansatkowil mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan Apel (Danrem-Dandim)
ini sebagai media untuk menyamakan persepsi, pola sikap serta pola tindak
aparat komando kewilayahan dalam rangka meningkatkan kualitas Binter TNI AD,”
pungkas Kasad Jenderal TNI Mulyono.
Pada
kesempatan tersebut, Kasad Jenderal TNI Mulyono menyerahkan bantuan kepada
korban bencana di Palu, Sigi dan Donggala melalui Danren 132/Tadulako Kolonel Inf Agus Sasmita sebesar Rp. 6,5
Milyar serta memberikan penghargaan kepada
pemenang juara Lomba Karya Tulis
Teritorial diantaranya juara pertama kelompok Perwira Menengah yaitu Dandim
1602/Ende, Letkol Kav Suteja, S.H, M.Si dan kelompok Perwira Pertama yaitu
Kapten Inf Th Yosi Wibowo Kristianto
dari Pusdik Passus. (Dispenad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar